Manusia dalam menjalani kehidupan selalu dihadapkan pada pilihan-pilihan. Setiap pilihan memiliki implikasi dan dampak terhadap keputusan yang diambil. Kata seorang motivator, lebih baik mengambil keputusan sehingga satu masalah terselesaikan dan siap menerima konsekuensi dari pilihan tersebut. Mengambil keputusan merupakan kata yang sepertinya mudah, namun seringkali sulit diputuskan oleh sebagian orang.

Pengambilan keputusan misalnya keputusan memilih sekolah, keputusan menikah, keputusan memiliki anak, keputusan memilih pekerjaan sampai pada keputusan membeli sesuatu yang dianggap dibutuhkan. Seseorang mengambil keputusan seringkali memakai pertimbangan yang matang. Banyak orang perpikir bahwa pengambilan keputusan namun tidak disertai pemahaman akan konsekuensi yang telah diambil. Sehingga timbul menyalahkan atau pun menyesali dari apa yang telah diputuskan.

Manusia hidup memiliki kepribadian yang unik. Kepribadian yang membentuk seseorang seringkali tanpa disadari berhadapan dengan kepribadian-kepribadian yang ada di sekeliling nya seperti kepribadian suami vs istri, anak vs orang tua, atasan vs bawahan, dll.. Kurangnya pemahaman akan tanggungjawab dan juga sikap saling menuntut membuat pemahaman akan konsekuensi keputusan yang diambil semakin kabur.

Manusia hidup memiliki kebutuhan atau sering disebut dengan istilah need. Kebutuhan ini bermacam-macam mulai dari kebutuhan akan prestasi (need of achievement), kebutuhan akan menjadi mandiri (need of autonomy), kebutuhan akan minta pertolongan orang lain (need of succorance), kebutuhan akan menguasai orang lain (need of dominance), kebutuhan akan kerja keras (need of endurance), kebutuhan akan menunjukkan sesuatu (need of exhibition), dll.. Hubungan antar manusia akan terjadi hal yang namanya saling menuntut. Misalnya seorang atasan menuntut bawahannya bekerja dengan baik dan keras sementara bawahan menuntut untuk diarahkan. Seorang suami menuntut untuk dihargai sementara istri menuntut untuk diperhatikan. Anak menuntut orang tua memberikan pertolongan, sementara orang tua yang lain menuntut anak lebih mandiri. Atau tuntutan-tuntutan lainnya yang berbeda untuk setiap orang.

Formulasi kebutuhan tersebut dan kondisi “saling menuntut” berbeda setiap orang. Cara menyikapi juga seringkali berbeda antara satu orang dengan yang lainnya. Ada seorang anak yang cenderung mandiri dengan kebetuhan kerja keras (need of endurance) dan kebutuhan untuk berprestasi (need of achievement) cukup mewarnai hidupnya. Ada lagi yang cenderung menuntut untuk dibantu oleh orang tuanya (need of succorance) lebih kuat. Tingkat kebutuhan untuk mendominasi tiap orang juga berbeda-beda. Seringkali ada orang yang sangat keras dan dominan misalnya seorang suami yang dominan sehingga istri mengalah. Ada juga istri yang dominan sehingga suami mengalah. Yang berbahaya adalah tidak adanya keseimbangan sehingga tidak ada yang mau mengalah atau salah satu yang mengalah terjadi kondisi “sangat tertekan sekali”.

Tekanan hidup selalu ada. Karena hidup selalu ada tekanan. Seorang anak-anak yang menginjak  sekolah sudah mulai di tuntut untuk membaca, seorang remaja dituntut masuk perguruan tinggi, seorang menginjak dewasa dituntut bekerja atau menikah. Seluruh tuntutan muncul dalam konteks diri seseorang ataupun tuntutan lingkungan. Dalam psikologi perkembangan seringkali dikenal dengan istilah tugas-tugas perkembangan manusia. Tugas-tugas perkembangan ini menjadi hal yang secara umum dilalui oleh manusia. Seringkali beberapa orang mampu menjalani dengan tanpa masalah. Beberapa yang lain malah timbul masalah.

Tekanan hidup tidak hanya terjadi secara pelan, namun seringkali bisa menjadi tekanan seperti badai atau pun petir yang menyambar seseorang secara tiba-tiba. Apa saja itu misalnya kondisi tiba-tiba menganggur, tiba-tiba keluarga/suami-istri/orang tua meninggal, kehilangan harta benda, ditinggal oleh pasangan dan lain sebagainya. Peristiwa tanpa adanya kesiapan seringkali membuat jiwa seseorang tergoncang. Sebagai contoh seorang anak yang kurang berprestasi, kerja keras cenderung kurang dan atau tidak memiliki kompetensi yang dibutuhkan dalam hidup. Tiba-tiba terjadi badai di atas. Tentunya perlu langkah adaptasi yang segera dan juga penguasaan diri untuk bangkit dari “keterpurukan” yang dialami.

Kompetensi hidup tidak hanya dalam konteks keahlian formal. Namun juga keahlian dalam arti luas baik skill untuk bekerja seperti kemampuan teknis dan juga kemampuan bersikap dan menempatkan kepribadian sesuai pada konteksnya. Membuka diri untuk belajar dan mencoba serta melakukan yang terbaik merupakan langkah yang perlu diambil. Seorang motivator mengatakan bahwa asset terbesar untuk sukses adalah diri anda. Kata diri merupakan hal yang sangat luas baik menyangkut kemampuan seseorang, motivasi seseorang, kepribadian seseorang, sikap seseorang, dan juga kebutuhan-kebutuhan (need) yang membentuk orang tersebut sehingga warna pada seseorang tersebut akan terlihat dalam kesehariannya.

Hidup memang dinamis. Akan ada perubahan dalam hidup. Yang tadinya ada menjadi tiada, yang tidak ada menjadi ada. Yang tidak mungkin menjadi mungkin. Yang perlu disadari adalah manusia memiliki kekuatan pikiran, emosi, dan juga psikomotorik yang mampu menghasilkan sesuatu. Jika seseorang memiliki masalah coba selesaikan dengan cara terbaik. Jika kesulitan mako coba cari saran yang terbaik. Psikolog YPPI hadir membantu bagi seseorang yang ingin hidupnya lebih bernilai, lebih bahagia, dan juga adanya keseimbangan  hidup sehingga tercapainya kehidupan yang lebih baik di kemudian hari. Salam YPPI. (Adib Setiawan, M.Psi., psikolog).